Postingan

HAKEKAT MANUSIA MENURUT GABRIEL MARCEL (1889-1973)

Riwayat Hidup           Gabriel Marcel lahir tahun 1889 di Perancis. Ayahnya dibaptis dalam Gereja Katolik, tetapi kemudian tidak lagi memiliki keyakinan religius. Demikian juga ibunya yang berasal dari keturunan Yahudi. Ibunya meninggal ketika Marcel berumur 4 tahun. Ayahnya kemudian menikah lagi dengan adik ibunya. Dalam pengalamannya, Marcel merasakan bahwa pernikahan yang kedua dari ayahnya tidak memberikan kebahagiaan bagi hidupnya. Sebaliknya, kepergian ibunya sungguh menjadi pengalaman kehilangan dalam hidupnya. Pengalaman kematian ibunya juga menjadi pergumulan dalam ide-ide filosofisnya. Sampai akhirnya ia mempertanyakan apa yang terjadi dengan orang mati. Marcel melewati masa mudanya setahun di Swedia. Selama perang dunia I, Marcel menggabungkan diri dalam kelompok palang merah Perancis. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa pemikiran filosofis Marcel juga dipengaruhi oleh situasi pada masa perang dunia I. Selain itu, Marcel juga pernah belajar di Lyce’e Carnot dan

Eksistensial Manusia menurut Jean Paul Sartre

Jean Paul Sartre (1905-1980) dalam pemikirannya banyak dipengaruhi oleh fenomenologi Husserl dan Heidegger. Dari fenomenologi Husserl, Sartre melihat dua hal penting. Pertama, perlunya menempatkan kesadaran sebagai titik tolak untuk kegiatan-kegiatan atau penyelidikan-penyelidikan filsafat. Kedua, pentingnya filsafat untuk “kembali kepada realitasnya sendiri” (Zu den sachen selbst). Sartre menulis dalam L’imagination bahwa “fenomenologi Husserl dengan gemilang membuka jalan untuk mengadakan studi-studi tentang kesadaran dengan bertolak dari titik nol, tanpa asumsi-asumsi, tanpa hipotesa-hipotesa, dan tanpa teori-teori prafenomenologis”. Menurut Sartre, gejala-gejala dasar manusia seperti kesadaran, emosi, imajinasi, dan fantasi memang harus diselidiki secara langsung, tanpa menggunakan asumsi-asumsi atau teori-teori prafenomenologis yang deterministik dan mekanistik.Akan tetapi, disamping pengakuannya tentang fenomenologi Husserl, ia mengecam idealisme Husserl yang tidak realistik, di
Gambar
HAKEKAT MANUSIA MENURUT AUGUSTE COMTE BIOGRAFI Ia lahir tahun 1798 di kota Monpellier Prancis Selatan, berasal dari kelas menengah, anak dari orang tua yang menjadi pegawai kerajaan dan penganut agama Katolik yang saleh. Ia belajar di sekolah Politeknik di Paris, tetapi ia dikeluarkan karena ia seorang pendukung Republik, sedangkan sekolahnya justru royalistis. Auguste Comte menerima dan mengalami secara langsung akibat-akibat negatif dari revolusi tersebut khususnya dibidang sosial, ekonomi, politik, dan pendidikan. Pengalaman pahit yang dilalui dan dialaminya secara langsung bersama bangsanya itu, memotivasi dirinya untuk memberikan alternatif dan solusi ilmiah-filosofis dengan mengembangkan epistemologi dan metodologi sebagaimana buah pikirannya itu tercermin di dalam aliran Positivisme. HAKEKAT MANUSIA Di antara karya-karyanya Auguste Comte, Cours de Philosphie Possitive dapat dikatakan sebagai masterpiece-nya, karena karya itulah  yang paling pokok dan sist
Manusia dan Kehendak Berkuasa Menurut Friedrich Nietzsche Friedrich Nietzsche adalah seorang filsuf Jerman di akhir abad ke-19, dan dikenal sebagai seorang pemikir yang melakukan serangan terhadap Kristianitas dan moralitas tradisional di Eropa pada jamannya. Fokus filsafatnya adalah pengembangan diri manusia semaksimal mungkin, dan analisis kebudayaan di jamannya. Ia menekankan sikap menerima dan merayakan kehidupan, kreativitas, kekuasaan, segala kontradiksi, serta absurditas hidup manusia. Ia menolak untuk mengakui adanya dunia lain di luar dunia ini. Beragam bidang kehidupan mulai dari arsistektur, metodologi penelitian ilmiah, filsafat, seni, sampai dengan fashion mengambil inspirasi dari ide-idenya yang kreatif dan mencerahkan. Percikan-percikan pemikirannya selalu terasa segar, baru, dan inspiratif. Di dalam bidang psikologi, Nietzsche berpetualang mengangkat aspek-aspek hewani dan ketidaksadaran manusia, yang kemudian memberikan inspirasi bagi Freud untuk mengemba

Arthur Schopenhauer

Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf Jerman yang melanjutkan tradisi filsafat pasca- Kant . Schopenhauer lahir di Danzig pada tahun 1788. Ia menempuh pendidikan di Jerman,Perancis, dan Inggris . Ia mempelajari filsafat di Universitas Berlin dan mendapat gelar doktor di Universitas Jena pada tahun 1813. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Frankfurt , dan meninggal dunia di sana pada tahun 1860. Dalam perkembangan filsafat, Schopenhauer dipengaruhi dengan kuat oleh Imanuel Kant dan juga pandangan Buddha Pemikiran Kant nampak di dalam pandangan Schopenhauer tentang dunia sebagai ide dan kehendak. Kant menyatakan bahwa pengetahuan manusia terbatas pada bidang penampakan atau fenomena, sehingga benda-pada-dirinya-sendiri (das Ding an sich) tidak pernah bisa diketahui manusia. Misalnya, apa yang manusia ketahui tentang pohon bukanlah pohon itu sendiri, melainkan gagasan orang itu tentang pohon. Schopenhauer mengembangkan pemikiran Kant tersebut dengan menyatakan bahwa

Rene Descartes

Pada filsup rasionalisme adalah mereka yang: pertama, mengatakan bahwa kekuatan akal pada diri manusia yang dalam pandangan mereka merupakan suatu kekuatan instinktif adalah sumber dari semua ilmu yang hakiki, atau merupakan sumber dari dua sifat dari ciri ilmu hakiki secara khusu yaitu urgensits (dharurah) dan kebenran mutlak (al-shidq al-mutlaq). Kedua, berkaitan dengan alam kosmik, para penganut rasionlisme menerima ada nya wujud spiritual atau rasio yang merupakan asall usul dari segala entitas. Kita kan mengkaji rasionalisme ini pada tokohnya yang paling terkenal diantara nya adalah Rene Descartes. Riwayat Hidup Rene Descartes Rene Descartes lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596 – meninggal di Stockholm, Swedia, 11 Ferbruari 1650 pada umur 53 tahun. Dia dikenal sebegai Renatus Cartesius dalam literatus berbahasa latin, merupakan seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting dalam filsafat murni ialah Discours de la methode (1637) dan Mediatations (1642